Judi online adalah satu masalah yang benar-benar kronis dan akut menurut saya. Dampaknya kepada masyarakat juga lebih gila sebenarnya. Bukan cuma kehilangan harta benda, banyak orang yang bahkan harus kehilangan nyawa gara-gara judi online ini.
Dampaknya sudah sangat destruktif sekali. Saya makin paham bahwa daya destruktif judi online itu gak main-main. Kalian sendiri tahu betapa banyak orang kehilangan hal-hal berharga di sekitarnya akibat hal ini yang membuat saya miris. Tentu karena jumlah pemainnya yang banyak sekali. Total diperkirakan ada 2,7 juta masyarakat Indonesia yang bermain, dan mayoritasnya berasal dari kalangan berpenghasil rendah.
Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, PPATK, nilai transaksi judi online dari 2017 sampai 2023 di Indonesia sudah menyentuh angka Rp200 triliun. Angka Rp200 triliun ini mungkin kita sering anggap sebagai kerugian. Dan memang benar kerugian.
Ketika kita ngomongin soal judi online maka kita ngomongin ekonomi yang nggak berputar. Kenapa nggak berputar karena uang yang harusnya digunakan di dalam negeri malah pergi ke luar negeri. Tepatnya ke Kamboja, tempat di mana server judi online itu ada. Ekonomi yang tidak berputar akan banyak bikin pelaku ekonomi lesu. Kenapa lesu? Ya tadi karena uangnya yang harusnya dipakai buat beli jajan di warung, nongkrong di coffee shop, beli jajan di pedagang kaki lima, eh uangnya itu malah pergi ke luar negeri. Hilang ketika warung, coffee shop, hingga pedagang kaki lima sepi pembeli karena pembeli menggunakan uangnya buat judi online. Ya efeknya juga bakal berasa ke pabrik yang produksi jajanan, petani kopi hingga yang jual bahan mentahnya, misalnya. Pabrik yang jualan bahan mentah tadi biasanya dapat uang karena ada yang beli bahan mentahnya. Yang beli siapa? Ya tadi pedagang restoran dan lain-lain tapi aktivitas ini jadi hilang tidak terjadi karena pedagang dan restoran pun tidak punya pelanggan. Berarti ada bermasalah nih dari sisi pengeluaran masyarakat. Pengeluaran masyarakat yang berkurang atau terhambat akibat judi online tadi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi ini dihitung dengan GDP atau gross domestic product atau bahasa Indonesianya produk domestik bruto. Otomatis GDP kita bakalan turun karena kurangnya aktivitas pengeluaran tadi.
Sekarang coba kita bayangin uang 200 triliun tadi, kalau dipakai konsumsi dalam negeri, kita beli jajan, nongkrong, nonton bioskop, beli kebutuhan sekolah anak dan lain sebagainya, ketimbang kita top up atau deposit. Maka perputaran ekonomi akan terjadi. Coba kita bayangin uang 200 triliun tadi dipakai buat konsumsi dalam negeri ketimbang depo maka perputaran ekonomi itu akan terjadi. Warung jadi bisa beli stok. Coffee shop jadi bisa beli biji kopi di petaninya. Bioskop bisa tambah gedung pertunjukan, dan bimbel bisa bayar guru-gurunya. Uang tadi akan terus bersirkulasi. Jadi dari ilustrasi tadi maka kemungkinan kerugiannya tidak mungkin cuma 200 triliunn saja karena ada perputaran ekonomi dalam negeri yang terputus.
Di tulisan ini saya akan mencoba menerka dari sekitar 200 triliun tersebut berapa sih potensi perputaran uangnya?
Sebelum kita hitung kerugian asli dari judi online kita bahas dulu secara singkat soal apa sih itu GDP? Sederhananya GDP itu ukuran total nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu negara dalam satu periode waktu tertentu. Jadi GDP ini mengukur seberapa besar dan sehat perekonomian suatu negara.
Nah rumus dari GDP itu kayak gini
GDP = c + i + g + (x – m)
c itu consumption; total konsumsi rumah tangga
i-nya itu invest; adalah total investasi (yang bisa melibatkan pembelian peralatan pembangunan gedung dan lain sebagainya)
g-nya adalah total pengelolaan pemerintah atau government
x adalah total ekspor barang dan jasa; dan
m adalah total impor barang dan jasa
Hubungan dengan judi online tentu dalam konsumsi rumah tangga. Semakin tinggi konsumsi rumah tangga maka kemungkinan ekonomi bertumbuh juga tinggi. Walaupun dalam GDP tidak menghitung hanya konsumsi rumah tangga saja. Masalahnya konsumsi rumah tangga kita berkurang karena ratusan triliun tadi malah dipakai buat judi online, ketimbang memutar perekonomian dalam negeri. Berapa sih kira-kira kerugiannya? Kalau uang tadi dipakai buat perekonomian domestik, di situlah kita bisa pakai deret geometri yang tak hingga.
Belum lagi kalau misalnya duitnya kita pakai buat bikin usaha kita pakai buat investasi kerugian itu bisa berpuluh-puluh kali lipat
Dengan logika ini kita bisa kira-kira mengestimasilah kerugian-kerugian Indonesia. Jadi sebenarnya kerugiannya itu gak cuma uang yang hilang tapi perputaran ekonominya yang terhambat.
Jadi jauhi judi online. Tidak ada yang kaya karena judi online kecuali kamu pemiliknya.