Dengan populasi lebih dari 275 juta orang, Indonesia adalah demokrasi terbesar ketiga di dunia dan demokrasi mayoritas Muslim terbesar di dunia. Oleh karena itu, apa yang terjadi pada tahun 2024 sangat penting.
Selama 25 tahun terakhir sejak kejatuhan rezim Soeharto, demokrasi di Indonesia telah stabil, terkonsolidasi, damai, dan inklusif meskipun dihantui oleh masalah korupsi, nepotisme, politik aliran, dan sejenisnya. Namun, dalam satu dekade terakhir, kita telah menyaksikan upaya berulang oleh seorang pria yang sangat berbahaya, Prabowo Subianto, untuk menjadi presiden negara ini. Dia mencalonkan diri pada tahun 2014 dan 2019, dan sekarang dia mencalonkan diri lagi pada tahun 2024. Hasilnya pada 20 Maret 2024 kemarin, ambisinya kesampaian dengan campur tangan aktif dari presiden pendahulunya. Tercium sengit jejak nepotisme karena anak pertama Jokowi menjadi wakil dari Prabowo.
Prabowo adalah sosok yang kontroversial. Pada tahun 1990-an, dia adalah seorang Jenderal TNI yang dituduh melakukan pelanggaran HAM dan merencanakan kudeta. Pada pemilihan presiden tahun 2014 dan 2019, dia menjadi sosok yang polarisasi dengan ancaman membawa kembali otoritarianisme ke Indonesia dengan menggunakan agama dan etnisitas secara meragukan serta pidato kebencian dalam kampanyenya. Namun, setelah tahun 2019, dia masuk ke dalam kabinet sebagai Menteri Pertahanan oleh calon pemenang Joko Widodo, dan sejak saat itu dia tampaknya menjadi kandidat yang lebih santun dan menyadari bahwa untuk menjadi presiden, dia perlu berkomitmen untuk berkompromi dan membangun koalisi.
Mungkin dia akan menjadi presiden yang kurang berbahaya jika menang, yang tampaknya sangat mungkin terjadi. Namun, sedikit memprihatinkan melihat Indonesia mundur dari kepemimpinan ketika seseorang yang yang lebih berkualitas dan memiliki catatan prestasi yang bagus sebagai Gubernur Jakarta yang tampaknya mewakili politik Indonesia yang lebih progresif dan inklusif, dan ternyata rakyat Indonesia lebih memilih “bad boy” dari 1990-an dengan catatan buruk sebagai presiden berikutnya yang dibantu dengan jalur bansos yang sangat tidak etis dan di luar nalar.
Indonesia harus tetap waspada terhadap tantangan-tantangan politik yang mengancam kestabilan demokrasinya. Karena proyek Prabowo menjadi presiden telah tercapai, tetapi perjalanan Indonesia menuju kemajuan demokrasi masih harus lebih dijaga. Penting bagi negara ini untuk terus mempromosikan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan inklusi politik untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi semua warganya.