Nyaris 10 tahun oposisi akhirnya Partai Demokrat masuk kabinet Jokowi. Sepertinya sih ini antisipasi dari gerak berikutnya dari PDI Perjuangan.
Anak sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono telah dilantik sebagai Menteri ATR/BPN.
Ketua umum Demokrat itu menggantikan Hadi Tjahjanto yang jadi Menkopolhukam yang ditinggal Mahfud MD karena menjadi cawapres kemarin.
Masuknya AHY ke dalam kabinet Jokowi menandai bergabungnya Demokrat
ke dalam koalisi partai politik pendukung pemerintahan.
Selama hampir 10 tahun,
Demokrat berada di luar pemerintahan.
Partai besutan SBY ini memilih jalan sebagai penyeimbang di perlemen.
Selama menjadi oposisi beragam kritik kerap di lontarkan AHY ke pada Jokowi.
Salah satu yang paling tajam adalah soal utang negara.
“Kini kita kesulitan membayar utang.
Karena keuangan negara juga tengah menghadapi tekanan.
Sejatinya rakyat juga lah yang akan menanggung utang.
Lewat pajak yang mereka bayar.” Demikian yang pernah disampaikan AHY pada 15 Maret 2023.
Dia juga sempat menyentil,
program mercusuar Jokowi yang tidak berdampak bagi rakyat.
“Anggaran terlalu banyak digunakan untuk membiayai
proyek-proyek mercusuar yang tidak banyak berdampak pada kehidupan wong cilik.” Demikian kata AHY juga di waktu yang sama.
Di DPR,
Fraksi Demokrat memilih walk out
saat pengesahan RUU Cipta Kerja.
Hubungan makin panas saat Demokrat dan istana di titik tertinggi saat Muldoko, yang menjabat sebagai Kepala Staf Presiden, melancarkan manuver politik.
Muldoko berupaya mengambil alih kendali Demokrat dari Agus melalui KLB.
Upaya Muldoko tersebut,
gagal setelah peninjauan kembali di Mahkamah Agung ditolak.
Jelang Pemilu 2024,
posisi politik Demokrat berbalik.
Setelah gagal berkoalisi dengan Anies Baswedan, Demokrat akhirnya
memilih bergabung dengan Prabowo-Gibran.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga Suko Widodo,
menilai ditariknya Demokrat ke dalam kabinet merupakan bagian dari upaya Jokowi
menyelamatkan pemerintahan.
“Ya, inikan untuk kepentingan jangka pendek dan
jangka panjang bagi pemerintahan Jokowi.
Sejak pecah kongsi Jokowi
dengan PDIP, maka hubungannya dengan PDIP retak dan ini dikhawatirkan nanti di akhir kebijakannya Jokowi, PDIP akan melakukan manuver-manuver.
Nampaknya juga
pemilu belum selesai dan masih butuh energi juga.
Kalau hasil pemilu sudah ditetapkan pemenangnya, nampaknya ada indikasi bahwa paslon lain belum terima, makanya,
Jokowi menarik Demokrat itu menjadi kekuatan yang membentengi tekanan-tekanan dari lawan politik.
Fungsi jangka pendeknya untuk menjaga akhir masa jabatan Jokowi
dan fungsi jangka panjangnya berdampingan sebagai suatu koalisi.”
AHY jelas diuntungkan juga dengan hal ini.
Bagaimana menurut sobat Bang Arief?