Mengenal Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie: Pendiri Kesultanan Pontianak

Mengenal Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie: Pendiri Kesultanan Pontianak

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah sosok penting dalam sejarah Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat. Ia dikenal sebagai pendiri Kesultanan Pontianak yang terletak di tepi Sungai Kapuas. Sebelum kedatangan Syarif Abdurrahman, daerah ini dihuni oleh suku Dayak dan Melayu. Banyak yang mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa banyak warga Dayak yang memeluk agama Islam? Jawabannya terletak pada peran Syarif Abdurrahman dalam menyebarkan Islam di wilayah tersebut.

Latar Belakang Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman Alkadrie lahir di Kerajaan Matan, yang kini dikenal sebagai Ketapang. Ia adalah putra dari Sayyid Habib Husein Alkadri, seorang keturunan Arab yang telah menjadi warga negara Kerajaan Matan. Ibunya, Nyai Tua, adalah putri dari Kerajaan Matan yang konon merupakan keturunan Dayak yang telah memeluk Islam. Syarif Abdurrahman tumbuh menjadi seorang ulama di Kerajaan Matan sebelum akhirnya pindah ke Mempawah, di mana ia menjadi penyebar Islam yang terkemuka.

Setelah kematian Raja Mempawah, Opu Daeng Menambon, Syarif Abdurrahman yang merupakan putra dari seorang ulama besar, menikahi Putri Candramidi, putri dari Raja Opu Daeng. Dengan latar belakang yang kuat, Syarif Abdurrahman memutuskan untuk mencari pemukiman baru.

Perjalanan Mendirikan Kesultanan Pontianak

Setelah melakukan pelayaran selama lima hari dan lima malam, Syarif Abdurrahman dan rombongannya tiba di perairan Sungai Kapuas, tepatnya di daerah yang kini dikenal sebagai Pulau Batu Layar. Meskipun di daerah tersebut terdapat bajak laut, Syarif Abdurrahman tidak gentar. Ia berhasil mengusir bajak laut dengan menggunakan meriam, dan pada tanggal 23 Oktober 1771, ia dan pengikutnya mulai mendirikan pemukiman baru.

Selama delapan hari, mereka menebangi hutan di muara Sungai Kapuas dan Sungai Porcupine, membangun rumah sederhana dan tempat ibadah. Seiring waktu, penduduk Dayak dan Melayu di sekitar pemukiman menunjukkan simpati dengan memberikan air bersih untuk konsumsi Syarif Abdurrahman dan pengikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa Syarif Abdurrahman berhasil menjalin komunikasi yang baik dengan penduduk setempat.

Penyebaran Islam dan Pertumbuhan Kesultanan

Dalam tiga tahun pertama, pemukiman yang dibangun oleh Syarif Abdurrahman berkembang pesat. Masjid yang pertama kali dibangun menjadi pusat pembelajaran Islam, menarik minat para pedagang untuk menetap di sekitar daerah tersebut. Syarif Abdurrahman tidak hanya fokus pada perdagangan, tetapi juga aktif dalam menyebarkan agama Islam dengan memberikan tanah pertanian kepada penduduk lokal, terutama suku Dayak.

Syarif Abdurrahman juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya, seperti Kerajaan Tayan, Sukadana, Sambas, dan Mempawah, untuk menjaga persaudaraan antar kerajaan Islam. Seiring berjalannya waktu, Syarif Abdurrahman berhasil menguasai wilayah Kalimantan Barat dan mendirikan Kesultanan Pontianak, di mana ia diangkat sebagai sultan.

Warisan Sejarah

Perjalanan hidup Syarif Abdurrahman Alkadrie memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana Pontianak yang dulunya merupakan hutan belantara kini menjadi ibu kota Kalimantan Barat. Penting bagi generasi muda, terutama pelajar dari Kalimantan Barat, untuk mengenal dan memahami sejarah ini. Kesadaran akan sejarah adalah langkah penting dalam membangun pemikiran yang lebih baik dan menghargai warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh pendahulu kita.

Dengan mengenang perjalanan Syarif Abdurrahman, kita diingatkan akan pentingnya menjaga dan melestarikan sejarah bangsa, serta berperan aktif dalam menyebarkan nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *