Makna dan Keutamaan Istighfar

Makna dan Keutamaan Istighfar

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kalimat “astaghfirullahaladzim.” Namun, apakah kita benar-benar memahami makna di balik ungkapan tersebut? Banyak orang yang mengucapkannya tanpa mengetahui makna mendalam yang terkandung di dalamnya. Sementara itu, orang yang memahami maknanya akan merasakan perbedaan yang signifikan saat mengucapkannya.

Dua Makna Penting dari Istighfar

Kalimat “astaghfirullah” memiliki dua makna yang sangat penting. Pertama, kita meminta kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar aib-aib kita ditutup. Dalam kehidupan ini, banyak orang yang dulunya dimuliakan, namun kemudian terjatuh setelah aib mereka terbongkar. Oleh karena itu, kita perlu meminta kepada Allah untuk menutupi aib kita, agar tidak diketahui oleh orang lain. Dengan memperbanyak ucapan “astaghfirullahaladzim,” kita berharap agar Allah menutupi aib kita di hadapan manusia.

Kedua, istighfar juga berarti meminta kepada Allah agar pada hari kiamat, segala kejahatan dan kesalahan yang kita lakukan di dunia ini tidak dibalas. Kita berharap agar Allah mengampuni dosa-dosa kita dan tidak menyiksa kita atas kesalahan yang telah kita perbuat. Ini adalah makna kedua dari istighfar yang seharusnya kita biasakan, terutama setelah melaksanakan shalat lima waktu. Disarankan untuk mengucapkan “astaghfirullahaladzim” sebanyak tiga kali setelah salam.

Keutamaan Istighfar di Waktu Tertentu

Istighfar juga dianjurkan untuk dibaca pada waktu-waktu tertentu, seperti di sepertiga malam terakhir. Pada waktu ini, Allah berfirman kepada hamba-hamba-Nya, “Siapapun yang meminta ampun kepada-Ku, maka akan Ku-ampuni.” Oleh karena itu, memperbanyak istighfar di waktu-waktu tersebut sangat dianjurkan, karena orang yang banyak beristighfar biasanya lebih dekat dengan Allah Azza Wa Jalla.

Salah satu lafadz istighfar yang paling utama adalah:

اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِيْ، فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ.

Artinya: “Ya Allah, Engkau Tuhanku, tidak ada tuhan yang aku sembah kecuali Engkau yang telah menciptakanku. Menciptakanku sebagai hambamu dan anak dari hamba sahayamu. Hidupku ada dalam genggaman-Mu. Aku hidup atas janji dan ancaman-Mu. Selama aku bisa, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku perbuat. Aku telah menyia-nyiakan nikmat-Mu. Dan aku berbuat dosa. Maka ampunilah dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Siapa pun yang membaca lafadz ini di pagi hari dan kemudian meninggal hingga sore hari, dijamin akan masuk surga. Begitu pula sebaliknya, jika dibaca di sore hari dan meninggal hingga pagi hari, maka ia juga dijamin akan masuk surga.

Lafadz ini dikenal juga sebagai Sayyidul Istighfar.

Mengucapkan “astaghfirullahaladzim” bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan ungkapan permohonan ampun yang mendalam kepada Allah. Dengan memahami makna dan keutamaan istighfar, kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berharap agar segala dosa kita diampuni. Mari kita biasakan untuk memperbanyak istighfar dalam kehidupan sehari-hari, terutama di waktu-waktu yang dianjurkan, agar kita senantiasa berada dalam lindungan dan rahmat-Nya.

 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *